Transformasi Seni

Authors

Deden Haerudin
Universitas Negeri Jakarta
Asril

Keywords:

transformasi seni, teater

Synopsis

Buku Transformasi Seni membahas perubahan dalam seni pertunjukan, khususnya tari dan musik, dari perspektif sosial dan budaya. Penulis menguraikan konsep transformasi sebagai pergeseran nilai, bentuk, dan fungsi seni akibat dinamika masyarakat. Mengacu pada pemikiran para ahli seperti Durkheim, Soedarsono, dan Mudji Sutrisno, buku ini menjelaskan bagaimana seni bergerak dari tradisi ke modernitas, dari kolektif ke individu, serta dari sakral ke profan. Dengan kajian mendalam dan contoh nyata, buku ini menjadi rujukan penting bagi akademisi dan praktisi seni dalam memahami evolusi seni pertunjukan di Indonesia.

References

Ahimsa-Putra, H. S. (2012). Strukturalisme Levi-Strauss, mitos dan karya sastra. Yogyakarta: Kepel.

Bandem, I. M., & deBoer, F. E. (2004). Kaja dan kelod: Tarian Bali dalam transisi (I. M. M. M. Bandem, Trans.). Yogyakarta: Badan Penerbit ISI Jogjakarta.

Bramantyo, T. (2004). Diseminasi musik Barat di Timur. Yogyakarta: Yayasan Utama Indonesia.

Damono, S. D. (2012). Alih wahana. Yogyakarta: Editum.

Departemen Pendidikan Nasional. (2014). Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Dibia, I. W., Widaryanto, F. X., & Suanda, E. (2006). Tari komunal. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni Nusantara.

Echols, J. M., & Shadily, H. (2010). Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Gay, C. (1999). Konsep-konsep dasar dalam modern dance. Yogyakarta: Manthili.

Hadi, Y. S. (2000). Sosiologi tari: Sebuah wacana pengenalan awal. Yogyakarta: Manthili Yogyakarta.

Hanefi, et al. (2004). Talempong Minangkabau: Buku ajar musik dan tari. Bandung: P4ST UPI.

Hatley, B. (2014). “Pertunjukan budaya Indonesia pasca Orde Baru.” Dalam B. Hatley, G. B. Subanar, & Y. D. Ardhiani (Eds.), Seni pertunjukan Indonesia pasca Orde Baru (pp. xx-xx). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Jones, T. (2015). Kebudayaan dan kekuasaan di Indonesia: Kebijakan budaya selama abad ke-20 hingga era reformasi. Jakarta: KITLV-Jakarta dan Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Parani, J. (2011). Seni pertunjukan Indonesia: Suatu politik budaya. Jakarta: Nalar, Kelola, dan Kajian Seni Pertunjukan IKJ.

Ruastiti, N. M. (2010). Seni pertunjukan pariwisata Bali dalam perspektif kajian budaya. Yogyakarta: Kanisius.

Saini, K. M. (1988). Teater modern Indonesia dan beberapa masalahnya. Bandung: Binacipta.

Soedarsono, R. M. (1999a). Seni pertunjukan Indonesia dan pariwisata. Bandung: Arti.line.

Soedarsono, R. M. (1999b). Seni pertunjukan dan pariwisata: Rangkuman esai tentang seni pertunjukan dan pariwisata. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta.

Sumardjo, J. (1986). Ikhtisar sejarah teater Barat. Bandung: Penerbit Angkasa.

Sumardjo, J. (1992). Perkembangan teater modern dan sastra drama Indonesia. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Sumardjo, J. (2000). Filsafat seni. Bandung: Penerbit ITB.

Sumaryono. (2003). Restorasi seni tari & transformasi budaya. Yogyakarta: Elkaphi.

Sumaryono, & Suanda, E. (2006). Tari tontonan. Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni Nusantara.

Sutrisno, M., & Putranto, H. (Eds.). (2005). Teori-teori kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.

Takari, M., & Dewi, H. (2008). Budaya musik dan tari Melayu Sumatra Utara. Medan: USU Press.

Yampolsky, P. (1999). Seri musik Indonesia 3: Musik dari daerah pinggiran Jakarta—Gambang kromong. Bandung: MSPI.

________________________________________

Artikel dalam Jurnal atau Majalah

Bing, A. (2008). Keroncong riwayatmu kini. Gong Majalah Seni Budaya, 105(IX), xx-xx.

Ganap, V. (2008). Musik keroncong hanya ada di Indonesia. Gong Majalah Seni Budaya, 105(IX), xx-xx.

Gombloh, J. S. (2008). Keroncong: Pusaka musik. Gong Majalah Seni Budaya, 105(IX), xx-xx.

Mack, D. (1995). Tradisi-modern-kontemporer-interkultural: Berbagai pemikiran tentang musik masa kini di Indonesia yang tidak bertolak lingkungan karawitan—Sebuah esai. Jurnal Seni Pertunjukan Indonesia, VI, xx-xx.

Sedyawati, E. (2001/2002). Di depan dan di balik pentas: Dialog tersembunyi dalam seni pertunjukan. Jurnal Seni Pertunjukan Indonesia, XI, xx-xx.

________________________________________

Disertasi & Tesis

Desrilland. (2001). Kroncong musik khas Indonesia: Sebuah kajian musikologis (Tesis S-2). Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Ganap, V. (2006). Krontjong Toegoe: Sejarah kehadiran komunitas dan musiknya di Kampung Tugu, Cilincing, Jakarta Utara (Disertasi). Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

________________________________________

Makalah Seminar

Harjana, S. (2002, Juli 24). Aspek pengelolaan dalam seni pertunjukan tradisi (Sebuah catatan). Makalah disajikan di STSI Padang Panjang dalam rangka Pelatihan Manajemen Pertunjukan.

Murgianto, S. (1994, Juli 14). Reaktualisasi seni tradisi. Makalah disajikan dalam rangka Dies Natalis ke-30 STSI Surakarta.

Rahayu, E. W. (2015). Pesona penari topeng dhalang Sumenep. Makalah Seminar Kelas Kajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, S3 UGM, Yogyakarta.

________________________________________

Sumber Online

Disctarra.com. (n.d.). Doel Sumbang latah garap musik campursari. Retrieved from http://www.odiva.com

Lampung Post. (2007, Oktober 4). Seni vokal: Mbah Gelung luncurkan album campursari. Retrieved from http://www.lampungpost.com

Solichin Jabba. (2003, April 17). Musik campursari di TVRI kurang apresiatif. Retrieved from http://64.203.71/kompas-cetak/0304/17/jatim

Wikipedia. (n.d.). Campursari. Retrieved from http://id.wikipedia.org/wiki/campursari

Wapedia. (n.d.). Campursari. Retrieved from http://wapedia.mobi/id/campursari

Transformasi Seni, Deden Haerudin - Asril

Published

9 March 2025

License

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Details about this monograph

doi

10.56724/mp.18.14